Di atas debu kemiskinan,aku berdiri menghadapmu.
Usaplah wajahku, Widuri.
Mimpi remajaku gugurdi atas padang pengangguran.
Ciliwung keruh,wajah-wajah nelayan keruh,lalu muncullah rambutmu yang berkibaran
Kemiskinan dan kelaparan, membangkitkan keangkuhanku.
Wajah indah dan rambutmumenjadi pelangi di cakrawalaku.
SAJAK WIDURI UNTUK JOKI TOBING
Debu mengepul mengolah wajah tukang-tukang parkir.
Kemarahan mengendon di dalam kalbu purba.
Orang-orang miskin menentang kemelaratan.
Wahai, Joki Tobing, kuseru kamu, kerna wajahmu muncul dalam mimpiku.
Wahai, Joki Tobing, kuseru kamukarena terlibat aku di dalam napasmu.
Dari bis kota ke bis kotakamu memburuku.
Kita duduk bersandingan,menyaksikan hidup yang kumal.
Dan perlahan tersirap darah kita, melihat sekuntum bunga telah mekar, dari puingan masa yang putus asa.
WS. Rendra
Nusantara Film, Jakarta, 9 Mei 1977
0 Response to "SAJAK JOKI TOBING UNTUK WIDURI"
Post a Comment