Sensasi hamparan bunga lavender. Tanjakan Cinta adalah tanjakan yang fenomenal di Semeru. Tak terlalu tinggi, namun mitosnyalah yang membuat tanjakan ini begitu tersohor. Setiap pendaki semeru mungkin pernah mendengar mitos ini. Film 5 cm semakin membuat nama tanjakan ini populer. Konon jika kita menaiki tanjakan ini dan terus memikirkan orang yang kita cintai, maka cintanya akan terkabul. Tapi syaratnya berat: tidak boleh menengok ke bawah. Kalau menengok maka batal, tak disebutkan apakah boleh mengulang atau tidak. [LOL, kayak kurikulum 2013 aja ada ujian ulangnya].
Yah sudahlah... Mitos boleh berkata apa saja, yang mustahil sekalipun bisa jadi mitos. Yang nyata adalah saat anda sampai diujung tanjakan, bersiaplah untuk terkesima dengan kejutan yang diberikan [jika anda beruntung] oleh bukit ini. Hamparan bunga lavender yang sangat menakjubkan. Yang ini nyata, bukan mitos!
Bersyukurlah kita dilahirkan di bumi pertiwi Indonesia ini. Keindahannya tiada dua!
Menyusuri hamparan bunga lavender setinggi badan adalah sensasi yang luar biasa. Rasanya seperti berada di film-film, menari di hamparan bunga-bunga berwarna ungu. Di depan, Cemoro Kandang sudah menunggu. Amazing!
Cemoro kandang adalah sebuah tempat datar yang adem dikelilingi pohon cemara. Tempat istirahat yang membuat malas untuk berjalan lagi, sudah mulai gempor ini ceritanya. Lutut yang cedera terasa rada ngilu. Tapi kami sudah semakin dekat dengan tujuan utama: Mahameru. Lupakana rasa ngilu, terus saja berjalan, biar alam yang akan 'menghakimi'. Sebentar lagi sampai di Kali Mati.
Perjalanan panjang telah membawa kami semakin dekat dengan puncak para Dewa, Mahameru. Dari kali mati Puncak Mahameru terlihat begitu berwibawa dengan balutan awan putih. Subhanallah!
Sebentar saja kami di Kalimati, hanya sekedar melamaskan kaki dan mengambil air di Sumber Mani. Tak sabar rasanya ingin segera mencumbu puncak nan elok itu. Berbincang dengan pendaki lokal yang kami temui di sana, sambil menunggu Muhzar, roni dan Nas yang pergi mengambil air. Setelah mengisi air perjalanan kami lanjutkan ke Arcopodo, tempat kami akan menginap sebelum muncak.
Dari sinilah pendakian sebenarnya dimulai. Trek Kalimati-Arcopodo ini mengejutkan. Tak terbayangkan akan berhadapan dengan trek yang begitu rupa. Dalam hati saya berkata: "Untung tidak jaadi menginap di Kalimati". Memang sebenarnya ada niatan untuk menginap di Kalimati, tapi mas Zezen menyarankan untuk kita menginap di Arcopodo saja. Kami ikut saja, mas Zezen kan sudah pernah ke Semeru sebelumnya.
Agak sore kami sampai di Arcopodo. Tenda segera kami dirikan, bersiap untuk muncak, nanti sekira jam 02.00 pagi. Di Arcopodo personil nambah lagi dua, Findi dan Yoga, mereka bergabung dalam tim kami. jadilah kami 9 orang akan berangkat bersama dalam satu tim untuk 'muncak'.
Mahameru, kami datang! Sabtu, 22 Juni 2013. Sekira pukul 02.00 kami bersiap untuk menuju puncak Mahameru. Perasaanku campur aduk, seperti apa kira-kira trek menuju puncak Mahameru? Lutut yang cedera tak luput menjadi fikiran juga, meskipun sudah agak baikan. Bagaimana nanti kalau saat muncak kambuh lagi? Galau level Semeru. Tapi sudah sejauh ini masa mau nyerah hanya karena lutut yang cedera? "Lanjutkan", kata pak SBY. Satu tekad akan membawamu menuju Mahameru. Siapkan jaket, senter, makanan ringan, air, kamera dan semua barang yang diperlukan masuk dalam satu daypack.
Puncak Mahameru menantang untuk segera didaki. Dingin yang menusuk sumsum dan membuat bola mata terasa beku adalah tantangan yang harus dilawan. Setelah berdo'a bersama, lalu mulailah perjuangan menuju puncak Para Dewa.
Setapak demi setapak trek berpasir tebal itu semakain membawa kami mendekat ke Puncak Mahameru. Tangan sudah terasa beku dan sampai hilang rasa. Hanya semangat yang yang menjadikanku tetap melangkah. Tenaga serasa sudah disedot semua oleh dinginnya suhu. Terus saja ku seret kaki yang terasa semakin ngilu. Satu semangat: Apapun yang terjadi, selama kaki masih bisa digerakkan, maka bawalah ia menuju Mahameru. Aku patri kata-kata itu dikepala agar tidak lepas. Menengok ke bawah, terlihat ada puluhan, mungkin ratusan kerlip nyala lampu senter. Mennuju satu titik, Puncak Mahameru. Semakin lama semakin berkurang, entah mungkin ada yang menyerah, kalah oleh ganasnya trek dan suhu yang sama sekali tidak bersahabat. Ini tidak boleh terjadi padaku, kau harus tetap melangkah.
Muhzar dan Roni sudah jauh di depan, kami bertujuh ketinggalan, kira-kira jarak satu jam di belakang. Saya sempat nyasar di tengah trek, diselamatkan oleh Findi yang segera menarikku kembali ke trek. Rencanaku mau menghindari trek yang terlalu banyak pasirnya, menjadikan langkah jadi sangat lamban, tapi ternyata salah jalur dan terjebak, disebelah kananku mungkin saja jurang, aku tak tahu.
Masih terasa gembiranya hati ketika sampai di tanjakan terakhir. Batu yang kupegang seperti menjabat tangaku sambil berucap "Selamat datang di puncak Mahameru". Haru biru menyelimuti perasaan ketika menginjakkan kaki di atap pulau Jawa. Sekitar jam 05 lebih aku sampai di puncak yang kesohor itu. Sujud syukurku sesampainya di sana. Sholat Shubuh di Mahameru itu akan menjadi kenangan yang tak terlupakan. Alhamdulillah ya Allah, akhirnya sampai juga niatku untuk melihat ciptaan-Mu yang amat hebat ini.
Muhzar dan Roni sudah sampai lebih dahulu, sedangkan saya, Nas, Findi dan Yoga sampai setelahnya. Tinggal menunggu Mas Zezen, Ahda dan Pak Kristo. Kira-kira 45 menit kemudian baru mereka sampai dan bergabung bersama kami kembali. Pendaki-pendaki dari kelompok lain juga sudah banyak.
Segala penat dan penderitaan yang kami alami saat menapaki trek, terbayar sudah dengan dentuman lembut kawah Mahameru. Asap yang mengepul dari kalderanya menjadi pemandangan yang ditunggu-tunggu. Terlihat para pendaki, berebut berpose dengan latar asap letusan itu. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Hamparan awan seperti samudera tak kalah menarik dari asap letusan. Matahari keemasan menghangatkan kembali tubuh yang sudah hampir beku. Kerikil-kerikil seperti bersorak menyambut kedatangan para pendaki. [[Rinjani Trekking]
Terimakasih Semeru
Terimasih sahabat-sahabatku
Twitter: @PejuangSummit
"Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan"
[diulang sebanyak 31 kali dalam QS: Arahman]
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai pariwisata dengan sejumlah wisata yang menarik. Sangat bermanfaat untuk dapat mengetahui tempat wisata yang menarik dan penuh dengan suasana baru.Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai pariwisata yang bisa anda kunjungi di www.pariwisata.gunadarma.ac.id
ReplyDelete