Bagian 4 | Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 5 | Bagian 6 |
Nabi Isa terus melangsungkan dakwahnya dan mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT serta tidak menyekutukan-Nya, sebagaimana beliau juga mengajak manusia untuk membersihkan dan menyudkan ruhani serta hati dan berasaha memasuki kerajaan langit. Dakwah Nabi Isa itu sangat memukul kalangan para pendeta Yahudi. Kalimat-kalimat yang dilontarkan Nabi Isa bagaikan senjata yang siap menerpa wajah mereka dan menyatakan peperangan terhadap mereka serta menyingkap kedok kemunafikan mereka. Mula-mula pemerintahan Romawi tidak turut campur dalam masalah tersebut karena mereka melihat bahwa itu hanya sekadar perselisihan internal antara kelompok-kelompok Yahudi. Bagi mereka, selama orang-orang Yahudi sibuk dengan masalah mereka sendiri dan tidak peduli dengan kekuasaan, mereka pun tidak turut campur.
Nabi Isa terus melangsungkan dakwahnya dan mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT serta tidak menyekutukan-Nya, sebagaimana beliau juga mengajak manusia untuk membersihkan dan menyudkan ruhani serta hati dan berasaha memasuki kerajaan langit. Dakwah Nabi Isa itu sangat memukul kalangan para pendeta Yahudi. Kalimat-kalimat yang dilontarkan Nabi Isa bagaikan senjata yang siap menerpa wajah mereka dan menyatakan peperangan terhadap mereka serta menyingkap kedok kemunafikan mereka. Mula-mula pemerintahan Romawi tidak turut campur dalam masalah tersebut karena mereka melihat bahwa itu hanya sekadar perselisihan internal antara kelompok-kelompok Yahudi. Bagi mereka, selama orang-orang Yahudi sibuk dengan masalah mereka sendiri dan tidak peduli dengan kekuasaan, mereka pun tidak turut campur.
Kemudian para pendeta Yahudi mulai merancang suatu persekongkolan untuk menyingkirkan Isa. Mereka ingin mengusir Isa dan membuktikan bahwa Isa datang untuk menghancurkan syariat Musa. Syariat Musa memutuskan untuk merajam wanita yang berzina. Para pendeta Yahudi menghadirkan wanita yang salah yang berhak dirajam. Mereka berkumpul di sekeliling Isa dan bertanya kepadanya: “Tidakkah syariat menetapkan untuk merajam wanita yang bersalah?” Isa menjawab: “Benar,” Mereka berkata: “Ini adalah wanita yang bersalah.” Isa memandang wanita itu dan ia pun melihat para pendeta Yahudi. Isa mengetahui bahwa para pendeta Yahudi lebih banyak kesalahannya daripada wanita tersebut. Para pendeta itu menunggujawaban Isa. Jika ia mengatakan bahwa wanita itu tidak berhak dibunuh, maka berarti ia menentang syariat Musa, dan jika ia mengatakan bahwa ia berhak dibunuh, maka ia justru menghancurkan dirinya sendiri yang membawa syariat cinta dan toleransi. Nabi Isa memahami bahwa ini adalah persekongkolan. Beliau tersenyum dan wajahnya tampak bercahaya. Kemudian beliau melihat para pendeta Yahudi dan wanita itu sambil berkata: “Barangsiapa di antara kalian yang tidak memiliki kesalahan, maka hendaklah ia merajam wanita itu.”
Suara beliau yang keras itu memecahkan keheningan tempat penyembahan. Beliau menetapkan peraturan baru yang berhubungan dengan hukum yang dijatuhkan kepada orang yang ber-buat salah. Hendaklah orang yang tidak berbuat salah menghukum orang yang salah dan tidak berhak seseorang pun dari kalangan manusia untuk menghukum orang yang bersalah jika ia sendiri bersalah, tetapi yang menghukumnya adalah Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi dan Allah SWT adalah Maha Pengasih di antara yang mengasihi.
Nabi Isa keluar dari tempat penyembahan itu. Tiba-tiba, wanita itu mengejar dari belakangnya. Lalu wanita itu mengeluarkan dari pakaiannya satu botol dari minyak yang berharga. Ia berdiri di depan Isa dan menjatuhkan dirinya di atas kedua kaki Isa lalu menciumnya dan membasuhnya dengan minyak wangi dan air mata. Setelah itu, ia mengeringkan kedua kakinya dengan rambutnya. Bagi wanita itu, al-Masih mempakan harapan terakhir yang dapat menyelamatkannya. Lalu keluarlah dari belakang Isa seorang tokoh pendeta Yahudi. Ia berdiri menyaksikan pemandangan tersebut dan ia merasa kagum terhadap kasih sayang Isa. Isa melihat kepadanya dan bertanya; “Seorang kreditor yang memiliki dua orang debitor, salah satunya berhutang lima ratus dinar dan yang lain lima puluh dinar.” Pendeta itu berkata: “Ya.” Isa berkata: “Tak seorang pun dari mereka berdua yang merniliki uang yang cukup untuk melunasi uangnya. Lalu si kreditor memaafkan mereka dan membebaskan mereka dari hutang.” Pendeta berkata: “Ya.” Kemudian Isa bertanya: “Siapa di antara mereka yang paling senang kepada kreditor itu?” Pendeta menjawab: “Tentu yang berhutang lebih besar.” Isa berkata: “Benar apa yang engkau ucapkan. Lihadah wanita ini. Aku telah masuk ke rumahmu tetapi engkau tidak memberikan kepadaku air agar aku dapat membasuh wajahku, tetapi wanita itu membasuh kedua kakiku dengan air mata lalu ia mengusapnya dengan rambut kepalanya. Begitu juga engkau tidak memberikan ciuman kepadaku tetapi wanita ini tidak merasa puas dengan hanya mencium kedua kakiku. Jadi, hatimu sungguh sangat keras tetapi hati wanita itu dipenuhi dengan rasa cinta. Maka barangsiapa yang banyak mencintai niscaya kesalahan-kesalahannya akan diampum.” Kemudian Isa menoleh ke wanita itu dan memerintahkannya untuk bangkit dari tanah sambil berkata: “Ya Allah, ampunilah wanita ini dan hilangkanlah kesalahan-kesalahannya.”
Nabi Isa berusaha menyadarkan para pendeta Yahudi bahwa para dai yang menyeru di jalan Allah SWT bukanlah algojoalgojo yang bengis yang menerapkan hukum syariat tanpa melihat keadaan masyarakat yang bersalah, tetapi mereka datang dan membawa ajaran Allah SWT yang merupakan ajaran yang penuh dengan rahmat kepada manusia. Jadi, rahmat adalah tujuan semua dakwah Ilahi ini. Bahkan diutusnya para nabi itu sendiri mengandung rahmat Allah SWT terhadap kaum mereka.
Isa terus berdoa kepada Allah SWT agar merahmati kaumnya. Beliau menyuruh kaumnya agar menyayangi diri mereka sendiri dan beriman kepada Allah SWT. Kehidupan Nabi Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam ibadah. Mu’tamar bin Sulaiman berkata, sebagaimana diri wayatkan Ibnu ‘Asakir: “Nabi Isa menemui kaumnya dengan memakai pakian dari wol. Beliau keluar dalam keadaan tidak beralas kaki sambil menangis serta wajahnya tampak pucat karena kelaparan dan bibimya tampak kering karena kehausan. Nabi Isa berkata, “salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya sesuai dengan izin Allah SWT, tanpa bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?” Mereka menjawab: “Di mana rumahmu wahai Ruhullah?”
Nabi Isa menjawab: “Rumahku adalah mesjid, wewangianku adalah air makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah bulan di waktu malam dan salatku di waktu musim dingin di saat matahari terletak di timur, bungaku adalah tanaman-tanaman bumi, pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?”
Isa terus melakukan dakwahnya. Ia didukung oleh mukjizat dari Allah SWT. Nabi Isa mampu membuat bentuk burung dari tanah kemudian ia meniupnya, maka tanah itu menjadi burung dengan izin Allah SWT. Selain itu, ujung bajunya yang sederhana jika tersentuh orang yang sakit, maka orang itu akan sembuh. Bahkan jika Isa meletakkan tangannya di atas mata orang yang buta atau orang yang terkena sakit belang niscaya ia akan sembuh. Jadi, Nabi Isa didukung oleh mukjizat yang luar biasa. Bahkan beliau mampu menghidupkan orang-orang yang mati dari kuburan mereka sehingga mereka keluar dalam keadaan hidup dengan izin Allah SWT.
Para ahli tafsir mengatakan bahwa Nabi Isa menghidupkan empat orang. Pertama, al-Azir yaitu temannya. Kemudian dua orang anak laki-laki dari seorang tua, dan seorang anak perempuan satu-satunya dari seorang ibu. Mereka adalah tiga orang yang mati di zaman Nabi Isa. Ketika orang-orang Yahudi melihat hal tersebut, mereka berkata: “Engkau menghidupkan orang-orang yang mati dan kematian mereka tidak lama .Barangkali mereka tidak mati tapi mereka sekadar mengalami keadaan tidak sadarkan diri atau mati suri. Lalu mereka meminta kepada Nabi Isa untuk membangkitkan Sam bin Nuh dari kematiannya.
Para ahli tafsir mengatakan bahwa Nabi Isa bertanya kepada mereka, “Di manakah kaum kuburan Sam bin Nuh?” Mereka keluar bersama Isa sehingga mereka mencapai kuburan. Lalu Nabi Isa berdoa kepada Allah SWT agar menghidupkan orang yang mati di situ. Sam bin Nuh keluar dari kuburannya, dan rambut dikepala-nya tampak beruban. Isa berkata kepadanya: “Bagaimana rambut di kepalamu bisa beruban, sementara di zamanmu kau tidai. ada uban,” Sam berkata: “Ya Ruhullah, aku mendengar engkau berdoa untukku lalu aku mendengar suara yang mengatakan, aku akan mengabulkan wahai Ruhullah. Aku mengira bahwa kiamat telah tiba. Karena takutnya kepada hal itu sehingga rambut di kepalaku beruban.”
Apa pun yang dikatakan berkaitan dengan cerita itu yang menyebutkan tentang bagaimana Nabi Isa menghidupkan orang-orang yang mati, namun kita tidak mengetahui konteks Al-Qu’ran serta perincian-perincian yang menjelaskan hal tersebut. Allah SWT hanya menyebutkan bahwa Isa menghidupkan orang-orang yang mati dengan izin-Nya. Kita percaya bahwa Nabi Isa mampu menghidupkan mereka tetapi kita tidak mengetahui apakah mereka mati kembali setelah dihidupkan atau mereka sempat menjalani kehidupan selama beberapa saat. Nabi Isa terus berjalan di jalan Allah SWT. Beliau membuat bagi mereka apa yang disebut dengan hukum ruh. Beliau menaiki gunung dan para sahabat-sahabatnya berdiri di sekitarnya. Nabi Isa melihat orang-orang yang beriman kepadanya yang terdiri dari orang-orang yang fakir, orang-orang yang menderita, dan orang- orang yang sedih. Jumlah mereka sedikit sebagaimana lazimnya jumlah para pengikut nabi.
BERSAMBUNG... Baca lanjutan kisahnya DISINI
0 Response to "KISAH NABI ISA AS #4"
Post a Comment